Definisi
Pankreatitis akut merupakan kedaruratan gastrointestinal yang sering ditemukan
di klinik. Pankreatitis akut
adalah peradangan pada pankreas, secara klinis ditandai nyeri perut akut dengan
kenaikan enzim dalam darah dan urin. Perjalanan penyakit dari ringan self
limited sampai berat yang disertai renjatan gangguan ginjal dan paru-paru yang
bisa berakibat fatal.
Pada pankreatitis
berat, enzim pankreas, bahan vasoaktif dan toksik keluar dari saluran pankreas
dan masuk ke dalam ruang pararenal anterior, pararenal posterior, lesser sac,
dan peritoneum. Bahan ini mengakibatkan iritasi kimiawi yang bisa menimbulkan
penyulit seperti kehilangan cairan berprotein, hipovolemia, dan hipotensi. Bahan
tersebut masuk melalui sirkulasi umum (jalur getah bening retroperitoneal dan
jalur vena) mengakibatkan penyulit sistemik (gagal napas, gagal ginjal, dan
kolaps kardiovaskular).
Pankreatitis akut
didefinisikan sebagai peradangan akut, non-bakterial pada organ pankreas. Pankreatitis
terjadi oleh karena enzim autodigesti, dimana enzim pankreas yang teraktivasi
mencerna pankreas, sehingga menyebabkan edema, kerusakan vaskular, perdarahan
dan nekrosis organ pankreas.1 Terjadinya pankreatitis akut diawali karena
adanya jejas di sel asini pankreas akibat ; (1) obstruksi duktus pankreatikus
(terutama oleh migrasi batu empedu), (2) stimulasi hormon kolesistokinin (CCK)
sehingga akan mengaktivasi enzim peankreas (misalnya karena pengaruh hipertrigliseridemia
dan alkohol), (3) iskemia (misalnya pada pankreatitis akut pasca prosedur endoscopic
retrograde cholangiopancreatography (ERCP) atau aterosklerosis.
Etiologi
Tidak selalu mudah menentukan penyebab suatu episode pankreatitis akut, namun
pada dasarnya dapat diakibatkan oleh infeksi, baik virus maupun bakteri, batu
saluran empedu, alkohol atau obat-obatan tertentu, sedangkan sebanyak 30% tak
diketahui penyebabnya. Laporan pengamatan di Indonesia, terjadinya pankreatitis
akut sebagai komplikasi demam berdarah dengue (DBD) atau demam tifoid
merupakan suatu tanda prognosis yang buruk karena sering diikuti keterlibatan
atau kegagalan multiorgan, seperti gagal ginjal akut atau gagal napas
akut. Beberapa penyebab dari pankreatitis akut adalah :
- Batu bilier
- Infeksi (tifus, DBD, leptospirosis, askaris, apendisitis akut, sepsis, virus)
- Idiopatik
- Trauma
- Tukak peptik
- Obstruksi saluran pankreas oleh fibrosis atau konkrema
- Penyakit metabolik (hipertrigliseridemia, hiperlipoproteinemia, hiperkalsemia, diabetes, gagal ginjal, hemokromatosis, pankreatitis herediter)
- Kehamilan
- Obat (tiazid, furosemid, azatioprin, steroid, isoniazid, tetrasiklin, salazopirin, asparginase, indometasin)
Patofisiologi
Pankreatitis akut merupakan penyakit sistemik yang terdiri dari dua fase.
Pertama, fase awal yang disebabkan efek sistemik pelepasan mediator inflamasi,
disebut sindrom respons inflamasi sistemik atau systemic inflammatory
response syndrome (SIRS) yang berlangsung sekitar 72 jam. Gambaran
klinisnya menyerupai sepsis, tetapi tidak ada bukti-bukti infeksi. Kedua, fase
lanjut merupakan kegagalan sistem pertahanan tubuh alami yang menyebabkan
keterlibatan sampai kegagalan multiorgan, yang biasanya dimulai pada awal
minggu kedua. Kegagalan fungsi salah satu organ merupakan penanda beratnya
penyakit dan buruknya faktor prognosis.
Dalam keadaan normal
pankreas terlindung dari efek enzimatik enzim digestifnya sendiri. Enzim
pankreas (enzim proteolitik (tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase,
elastase) dan fosfolipase A) disintesis sebagai zimogen inaktif dan
diaktivasi dengan pemecahan rantai peptik secara enzimatik.
Sedangkan enzim
pankreas lainnya (amilase dan lipase) disintesis dalam bentuk inaktif dan
disimpan dalam butir zimogen sehingga terisolasi oleh membran fosfolipid dalam
sel asini
Aktivasi enzim dicegah
oleh inhibitor dalam jaringan pankreas, cairan pankreas dan serum. Dalam proses
aktivasi enzim, tripsin memegang peranan penting yang mengaktivasi yang
terlihat pada proses autodigesti. Hanya lipase yang tidak tergantung tripsin.
Aktivasi zimogen secara normal dimulai oleh enterokinase di duodenum. Adanya
aktivasi dini enzim dalam pankreas menyebabkan autodigesti pankreas.
Adanya mekanisme
aktivasi dini enzim ini antara lain adanya refluks isi duodenum dan refluks
cairan empedu, aktivasi sistem
komplemen, stimulasi, dan
sekresi enzim berlebih.
Isi duodenum
merupakan campuran enzim pankresas aktif, asam empedu, lisolesitin dan lemak
yang teremulsi.
Asam empedu
mempunyai efek detergen pada sel pankreas, meningkatkan aktivasi lipase dan
fosfolipase A, memecah lesitin menjadi lisolesitin dan asam lemak, serta
menginduksi spontan sejumlah kecil tripsinogen. Perfusi asam empedu ke dalam
duktus pankreatikus menambah permeabilitas sehingga mengakibatkan perubahan
struktural yang jelas
Alkohol, Pengaruhnya
ke pankreatitis akut mungkin efek toksik alkohol yang langsung pada orang
tertentu dengan kelainan enzimatik yang tidak diketahui. Teori lain adalah
merangsang sfingter oddi sehingga terjadi spasme dan meningkatkan tekanan di
saluran bilier dan saluran dalam pankreas, merangsang enzim pankreas sehingga
terjadi pankreatitis.
Alkohol juga mengurangi
inhibitor tripsin (fungsi inhibitor pankreas, lihat atas), mengakibatkan
sekresi pankreas pekat sehingga terbentuk small protein plugs yang
menyebabkan obstruksi saluran pankreas.
Penyakit Saluran Empedu : Batu empedu yang terjepit pada
ampula vater/sfingter oddi atau adanya mikrolitiasis (mengandung kolesterol
monohidrat, kalsium bilirubinat, kalsium karbonat) dapat mengakibatkan
pankreatitis akut karena refluks cairan empedu ke dalam saluran pankreas.
Pengobatan dengan asam ursodeoksikolat
atau tindakan kolesistektomi
atau sfingterotomi per endoskopik
mengurangi insidensi pankreatitis akut rekuren. Obat, bisa mengakibatkan
hipersensitivitas atau terbentuknya metabolik yang toksik
Penyakit
metabolik, misal Hipertrigliseridemia
dapat memicu pankreatitis akut, mungkin karena efek toksik langsung
lemak pada sel pankreas; tapi pada pasien hipertrigliseridemia dan pankreatitis
akut adalah alkoholik, dan kelainan lemak diakibatkan sekunder oleh alkoholisme
Manifestasi Klinis
Pasien datang dengan
keluhan nyeri perut hebat, melintang, dan tembus sampai ke bagian punggung.
Biasanya disertai muntah. Rasa nyeri dapat menjalar ke seluruh abdomen,
umumnya tidak dapat diatasi dengan obat analgesik biasa. Tidak jarang pasien
datang dengan kembung atau mengarah ke tanda-tanda ileus paralitik. Pada fase
lanjut, pasien datang dalam keadaan sindrom syok atau dengan hemodinamik yang
tidak stabil.
Gejala pankreatitis
akut dapat ringan sehingga ditemukan konsentrasi enzim pankreas dalam serum
atau dapat menjadi berat dan fatal. Rasa nyeri timbul tiba-tiba di epigastrium
(tersering), kadang agak ke kiri atau kanan; rasa nyeri dapat menjalar ke
punggung, perut dan abdomen bawah; terus-menerus, makin bertambah dan
berhari-hari; bisa disertai mual-muntah serta demam; kadang terdapat tanda
kolaps kardiovaskular, renjatan dan gangguan pernapasan.
Pemeriksaan fisik
ditemukan nyeri tekan perut bagian atas karena rangsangan peritoneum, tanda
peritonitis, adanya massa pada bagian pankreas yang membengkak dan infiltrat
radang, meteorismus abdomen pada 70-80% kasus pankreatitis akut.
Suhu tinggi menunjukkan kemungkinan kolangitis, kolesistitis, atau abses
pankreas. Ikterus pada sebagian kasus, kadang asites seperti sari daging dan
mengandung amilase dan efusi pleura pada sisi kiri.
Diagnosis
Menurut Klasifikasi Atlanta (2012), diagnosis pankreatitis akut tegak apabila memenuhi 2 dari 3 kriteria (1) nyeri perut bagian atas, (2) peningkatan amilase atau lipase lebih dari tiga kali nilai batas normal, (3) hasil pemeriksaan imaging (USG/CT scan atau MRI). Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan pada saat pasien masuk rumah sakit untuk mendeteksi batu empedu dan pelebaran duktus koledokus sebagai penyebab pankreatitis akut. Tidak semua pasien dengan pan-kreatitis harus menjalani pemeriksaan CT scan abdomen. Indikasi pemeriksaan CT scan dengan contrast–enhanced computed tomography (CECT) adalah (1) untuk memastikan diagnosis pankreatitis akut apabila hasil pemeriksaan amilase–lipase atau USG masih diragukan, (2) untuk menentukan tingkat keparahan pankreatitis akut dan mendeteksi adanya komplikasi lokal pankreatitis, (3) sebagai pemandu tindakan invasif minimal pada saat melakukan drainase cairan atau debris nekrotik.
Kriteria yang dipakai
untuk menegakkan diagnosis secara klinis praktis, salah satunya juga adalah
kriteria Ranson.
Terdapat nyeri perut
bagian atas, timbul tiba-tiba dan didapat: a. Kenaikan amilase serum atau urin
yang tinggi ataupun nilai lipase dalam serum sedikitnya harga normal tertinggi;
b. Atau gambaran USG yang sesuai dengan pankreatitis akut
Pemeriksaan
laboratorium bertujuan:
1. Menegakkan
diagnosis
2. Mengetahui
berat ringan penyakit
3. Memantau
perjalanan penyakit
4. Untuk
mengikuti terapi
5. Melacak
penyakit
6. Mengevaluasi
fungsi sisa pankreas
Diagnosis Banding
Ditujukan pada penyakit
dengan nyeri di perut bagian atas, meliputi kolik batu empedu, kolesistitis
akut, kolangitis, gastritis akut, tuka peptik dengan atau tanpa perforasi,
infark mesenterial, aneurisma aorta yang pecah, pneumoni bagian basal,
obstruksi usus akut dengan strangulasi, infark miokard dinding inferior,
kehamilan ektopik yang pecah, serangan akut yang porfiria, kolik ginjal,
vaskulitis pada SLE, periartritis nodosa.
Penatalaksanaan
Terapi, baik medis maupun bedah, harus dilakukan pada waktu yang tepat untuk
mencegah kegagalan multiorgan yang umumnya bersifat fatal. Pada kasus dengan
gagal multiorgan menetap atau hemodinamik tidak stabil, sebaiknya ditangani
oleh tim multidisiplin dan pasien dirawat di ruang intensif
Terapi medis yang
dilakukan meliputi:
·
Pemberian cairan dan nutrisi parenteral.
Dilakukan pemasangan pipa nasogastrik untuk mengistirahatkan pankreas dan
mengatasi gejala ileus paralitik.
·
Pengobatan komplikasi sistemik yang
terjadi. Pemberian antibiotik untuk mengatasi komplikasi sistemik dapat segera
dimulai jika ditemukan tanda-tanda infeksi. Obat terpilihnya adalah
sefalosporin generasi baru. Untuk nekrosis pankreas yang terinfeksi, dianjurkan
obat dengan penetrasi tinggi ke jaringan pankreas seperti siprofloksasin,
ofloksasin, dan imipenem. Pemberian profilaksis pada nekrosis aseptik belum
terbukti bermanfaat.
·
Terapi simtomatis. Bila perlu diberikan
petidin 50-l00 mg drip/24 jam. Dapat diberikan somatostatin 250 ug/jam pada
kasus akut berat.
Bila pada minggu kedua
tidak ditemukan kemajuan, kemungkinan telah terjadi nekrosis yang luas, baik
steril maupun terinfeksi. Apalagi bila disertai leukosit > 20.000/Ul.
Sebaiknya dilakukan tomografi komputer dan aspirasi untuk kultur mikrobiologi.
Bila hasilnya positif, harus segera dilakukan pembedahan.
Untuk menghentikan
proses peradangan dan autodigesti atau menstabilkan sedikitnya keadaan klinis.
Pada 90% kasus, cara
konservatif berhasil dengan baik dan 10% masih terjadi kematian, terutama pada
pankreatitis hemoragik berat dengan nekrosis subtotal atau total sehingga perlu
tindakan bedah. Pada pankreatitis bilier dilakukan kolangiografi retrograd
secara endoskopi dan papilotomi endoskopi untuk mengeluarkan batu empedu.
Diperlukan data dan
pengetahuan mengenai keputusan konservatif atau tindakan bedah. USG, terutama CT
Scan Abdomen dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.
Terapi Konservatif.
- analgesik kuat, misal petidin,
pentazokin
- pankreas diistirahatkan dengan
dipuasakan
- diberikan nutrisi parenteral total
(cairan elektrolit, nutrisi, cairan ptotein plasma)
- penghisapan cairan lambung.
Mencegah gastrin tidak masuk duodenum yang merangsang pelepasan enzim
pankreas.
- pemasangan pipa nasogastrik. Untuk
dekompresi bila tredapat ileus paralitik, mengendalikan muntah, mencegah
aspirasi
- antibiotik. Bila terdapta panas ≥3
hari
- penghambat reseptor H2 atau
penghambat pompa proton (mungkin) bermanfaat untuk mencegah tukak stres
dan antasid, bila sebelumnya terdapat dispepsia
Tindakan Bedah
Bila dicurigai adanya
infeksi dari pankreas nekrotik tau infeksi, terbukti dari aspirasi dengan jarum
halus atau ditemukan udara pada pankreas/peripankreas pada CT scan.
Tindakan bedah juga
dilakukan bila penyakit sudah berjalan beberapa waktu (>2-3 minggu perawatan
intensif) bilamana timbul penyulit (pseudokista, abses, fisitel, ileus,
ikterus, perdarahan hebat retroperitoneal/intestinal).
Tindakan bedah
dilakukan dengan laparotomi dan nekrossektomi, diikuti dengan strategi membuka
abdomen atau lavase pasca bedah terus-menerus dan nekrosektomi dengan prosedur
invasif minimal.
Prognosis
Spektrum klinis
pankreatitis akut luas dari ringan yang bisa sembuh sendiri sampai fulminan,
yang menimbulkan kematian dan refrakter terhadap semua pengobatan. Semakin berat apabila :
A. Menurut kriteria
prognostik Ranson
Saat masuk RS
- Usia >55 tahun
- Lekosit >16000/mL
- Gula darah >200 mg%
- Déficit basa >4 mEq/L
- LDH serum >350 UI/L
- AST >250 UI/L
- Penurunan hematokrit >10 %
- Sekustrasi cairan >4000 mL
- Hipokalsemia <1.9 mMol (8 mg%)
- PO2 arteri <60 mmHg
- BUN meningkat >1.8 mmol/L (>5
mg%) setelah pemberian cairan i.v.
- Hipoalbuminemia <3.2 g%
Selama
48 jam perawatan :
Bila terdapat ≥3 pada
kriteria Ranson, pasien dianggap menderita pankreatitis akut berat
B.Penggunaan
skor APACHE II >12 (Acute Physiologic and Chronic Health Evaluation)
C.Cairan
peritoneal hemoragik
D.Indikator
penting
- Hipotensi <90 mmHg atau
takikardia >130/menit
- PO2 <60 mmHg
- Oligouria <50 mL/jam atau BUN,
kreatinin meningkat
- metabolik/Ca serum <8 mg% atau
albumin serum <3.2 g%
Kata Kunci Pencarian: Pankreatitis Akut, Ilmu Penyakit Dalam, Referat, Makalah, Karya Tulis Ilmiah, Artikel, Jurnal, Tesis, Skripsi, Desertasi, SKP (Satuan Kredit Profesi), Kompetensi, pdf, word, .pdf, .doc, .docx, Gastroenterologi, Disertasi, Refrat, modul BBDM, Belajar Bertolak Dari Masalah, Problem Based Learning, askep (asuhan keperawatan)
0 comments:
Posting Komentar