Definisi
Dispepsia adalah kumpulan gejala klinis/keluhan yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang mengalami kekambuhan atau menetap yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut.. Keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi termasuk dispesia. Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu:
Dispepsia adalah kumpulan gejala klinis/keluhan yang terdiri dari rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang mengalami kekambuhan atau menetap yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut.. Keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung, kini tidak lagi termasuk dispesia. Pengertian dispepsia terbagi dua, yaitu:
- Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya
- Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispepsia nonulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya
Etiologi
Beberapa Penyebab Dispepsia adalah :
- Menelan udara (aerofagi)
- Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung
- Iritasi lambung (gastritis)
- Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis
- Kanker lambung
- Peradangan kandung empedu (kolesistitis)
- Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)
- Kelainan gerakan usus
- Kecemasan atau depresi
Manifestasi Klinis
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan/gejala yang dominan, membagi dispepsia menjadi tiga tipe:
1. Dispepsia dengan keluhan seperti ulkus (ulcus-like dyspepsia), dengan gejala:
- Nyeri epigastrium terlokalisasi.
- Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid.
- Nyeri saat lapar.
- Nyeri episodik.
2. Dispepsia dengan gejala seperti dismotilitas (dysmotility-like dyspepsia), dengan gejala:
- Mudah kenyang.
- Perut cepat terasa penuh saat makan.
- Mual.
- Muntah.
- Upper abdominal bloating. (Perdarahan saluran cerna bagian atas)
- Rasa tak nyaman bertambah saat makan
3. Dispepsia nonspesifik (tidak ada gejala seperti kedua tipe diatas).
Pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan.
Pembagian akut dan kronik berdasarkan atas jangka waktu tiga bulan.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi yaitu, OMD dengan kontras ganda, serologi Helicobacter
pylori, dan urea breath test (belum tersedia di Indonesia).
Endoskopi merupakan pemeriksaan baku emas, selain sebagai diagnostik sekaligus
terapeutik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan dengan endoskopi adalah:
- CLO (rapid urea test)
- Patologi anatomi (PA)
- Kultur mikroorganisme (MO) jaringan
- PCR (polymerase chain reaction), hanya dalam rangka penelitian
Jika dispepsia menetap
selama lebih dari beberapa minggu, atau tidak memberi respon terhadap
pengobatan, atau disertai penurunan berat badan atau gejala lain yang tidak
biasa, maka penderita harus menjalani pemeriksaan. Pemeriksaan laboratorium
biasanya meliputi hitung jenis sel darah yang lengkap dan pemeriksaan darah
dalam tinja.
Barium enema untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau usus halus dapat dilakukan pada orang yang mengalami kesulitan menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau memburuk bila penderita makan.
Endoskopi bisa digunakan untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau usus kecil dan untuk mendapatkan contoh jaringan untuk biopsi dari lapisan lambung. Contoh tersebut kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk mengetahui apakah lambung terinfeksi oleh Helicobacter pylori. Kadang dilakukan pemeriksaan lain, seperti pengukuran kontraksi kerongkongan atau respon kerongkongan terhadap asam.
Barium enema untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau usus halus dapat dilakukan pada orang yang mengalami kesulitan menelan atau muntah, penurunan berat badan atau mengalami nyeri yang membaik atau memburuk bila penderita makan.
Endoskopi bisa digunakan untuk memeriksa kerongkongan, lambung atau usus kecil dan untuk mendapatkan contoh jaringan untuk biopsi dari lapisan lambung. Contoh tersebut kemudian diperiksa dibawah mikroskop untuk mengetahui apakah lambung terinfeksi oleh Helicobacter pylori. Kadang dilakukan pemeriksaan lain, seperti pengukuran kontraksi kerongkongan atau respon kerongkongan terhadap asam.
Penatalaksanaan
Berdasarkan Konsensus Nasional Penanggulangan Helicobacter pylori 1996, ditetapkan skema penatalaksanaan dispepsia, yang dibedakan bagi sentra kesehatan dengan tenaga ahli (gastroenterolog atau internis) yang disertai fasilitas endoskopi dengan penatalaksanaan dispepsia di masyarakat.
Pengobatan dispepsia
mengenal beberapa golongan obat, yaitu:
1. Antasid 20 – 150
ml/hari
Golongan obat ini mudah
didapat dan murah. Antasid akan menetralisir sekresi asam lambung. Campuran
yang biasanya terdapat dalam antasid antara lain Na bikarbonat, Al(OH)3,
Mg(OH), dan Mg trisilikat. Pemakaian obat ini sebaiknya jangan diberikan terus
menerus, sifatnya hanya simtomatis, untuk mengurangi rasa nyeri. Mg trisilikat
dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga berkhasiat sebagai adsorben sehingga
bersifat nontoksik, namun dalam dosis besar akan menyebabkan diare karena
terbentuk senyawa MgCl2.
2. Antikolinergik
Perlu diperhatikan,
karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif yaitu pirenzepin
bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan sekresi asam
lambung sekitas 24-43%. Pirenzepin juga memiliki efek sitoprotektif.
3. Antagonis reseptor H2
Golongan obat ini
banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau esensial seperti tukak
peptik. Obat yang termasuk golongan antagonis reseptor H2 antara
lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan famotidin.
4. Penghambat pompa
asam (proton pump inhibitor = PPI)
Sesuai dengan namanya,
golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses
sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI adalah omeperazol,
lansoprazol, dan pantoprazol.
5. Sitoprotektif
Prostaglandin sintetik
seperti misoprostol (PGE1) dan enprostil (PGE2). Selain
bersifat sitoprotektif, juga menekan sekresi asam lambung oleh sel parietal.
Sukralfat berfungsi meningkatkan sekresi prostaglandin endogen, yang
selanjutnya memperbaiki mikrosirkulasi, meningkatkan produksi mukus dan
meningkatkan sekresi bikarbonat mukosa, serta membentuk lapisan protektif
(sebagai site protective), yang bersenyawa dengan protein sekitar lesi
mukosa saluran cerna bagian atas (SCBA).
6. Golongan prokinetik
Obat yang termasuk
golongan prokinetik, yaitu sisaprid, domperidon dan metoklopramid. Golongan ini
cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional dan refluks esofagitis dengan mencegah refluks dan
memperbaiki bersihan asam lambung (acid clearance).
Kata Kunci Pencarian: Dispepsia, Gastroenterologi, Makalah, Tesis, Skripsi, Desertasi, Karya Tulis Ilmiah, Jurnal, Artikel, SKP (Satuan Kredit Profesi), Kompetensi, pdf, word, .pdf, .doc, .docx, Ilmu Penyakit Dalam, Disertasi, Refrat, modul BBDM, Belajar Bertolak Dari Masalah, Problem Based Learning, askep (asuhan keperawatan)
Kata Kunci Pencarian: Dispepsia, Gastroenterologi, Makalah, Tesis, Skripsi, Desertasi, Karya Tulis Ilmiah, Jurnal, Artikel, SKP (Satuan Kredit Profesi), Kompetensi, pdf, word, .pdf, .doc, .docx, Ilmu Penyakit Dalam, Disertasi, Refrat, modul BBDM, Belajar Bertolak Dari Masalah, Problem Based Learning, askep (asuhan keperawatan)
0 comments:
Posting Komentar